Move and let it go~
Halo! Kayanya 2019 ini banyak yang berubah di hidup gue, walaupun baru mulai beberapa bulan. Apa aja sih?
1. Balik lagi ke hobi skincare kuu.
Bukan berarti gue jadi maniak beli skincare ini itu yaaa hahabelum shanggup juga shay. Tapi kaya gue mulai terbangun lagi oleh berisikan industri skincare baik lokal indie ataupun big manufacture. Baik kokoreaan atau jejepangan. Di mana beberapa taun ke belakang gue tutup kuping karena bosen ajaa, males coba-coba juga boros dan lebih sering ke jasper skincare(gak semua step skincare pake jasper tapi). Ada suatu masa di mana gue konsul sama dokternya dan nanya bahan aktif di salah satu skincare gue, jawabannya benar2 ga memuaskan. Di situ gue mulai bertekad berhenti sih. Mending pusing2 nyari skincare bagus sesuai kantong tp ilmu perskincare-an gue kepake.
2. Jadi anak epid menyenangkan!
Gatau kenapa nyaman aja sama mereka, ketawa-tawa ampe cape walaupun kelas malem. Bayangan2 epid anak ambis bin freak udah ga ada lagi sih di otak gue. Tergantung kita menempatkan diri aja di mana hahaha.
3. Belajar kehidupan.
Di awal taun ini ada sesuatu yang jadi pelajaran berharga banget. Rasanya campur aduuuk.
Dibilang ini kisah romance di tahun ini juga bukan. Karena gue lebih banyak dapet life lessonsnya daripada cerita unyu-unyu ala2 so sweet.
Pertama, gue belajar untuk berani speak up mengutarakan kebingungan gue.
Terus belajar mikirin keluarga, saudara, takdir Allah dibanding rasa egois gue. Beuh berat banget ga? Berat shay.
Belajar juga untuk respect, menghargai orang, mengerti kesibukan orang lain, memahami posisi dan kehidupan orang lain, memahami pikiran dan tindakan orang yang aduh beb susah banget latihan jadi cenayang.
Gak ketinggalan belajar menentukan masa depan, bagaimana membuat semua hal clear sebelum melangkah ke hal yang lebih serius.
Belajar toleransi dengan prinsip dan kebiasaan orang lain yang mungkin bukan sesuai yang kita harapkan #ea (Tapi semua org punya ambang batasnya) Di sini juga aku belajar untuk gak melulu pakai hati dalam membuat keputusan. Pikiran yang jernih dan logis justru harus ikut andil dalam mempersiapkan sesuatu yang bukan perkara main-main
Pelajaran untuk berani minta maaf dan menghadapi masalah dibanding pergi tiba-tiba tanpa tanggung jawab dan komitmen juga ga terlewat.
Belajar untuk menjadi diri sendiri dibanding memakai topeng dahulu dan
membuat masalah kemudian.
Dan yang paling penting dari kejadian tersebut, gue belajar untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Karena yang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan gue siapa? Diri gue sendiri. Belajar untuk menentukan kalo kita punya value, punya nilai, berharga dan pantas diperjuangkan sesuai dengan value yang kita punya. Set our value high so people don't take you for granted.
Terakhir, gue belajar untuk ikhlas
1. Balik lagi ke hobi skincare kuu.
Bukan berarti gue jadi maniak beli skincare ini itu yaaa hahabelum shanggup juga shay. Tapi kaya gue mulai terbangun lagi oleh berisikan industri skincare baik lokal indie ataupun big manufacture. Baik kokoreaan atau jejepangan. Di mana beberapa taun ke belakang gue tutup kuping karena bosen ajaa, males coba-coba juga boros dan lebih sering ke jasper skincare(gak semua step skincare pake jasper tapi). Ada suatu masa di mana gue konsul sama dokternya dan nanya bahan aktif di salah satu skincare gue, jawabannya benar2 ga memuaskan. Di situ gue mulai bertekad berhenti sih. Mending pusing2 nyari skincare bagus sesuai kantong tp ilmu perskincare-an gue kepake.
2. Jadi anak epid menyenangkan!
Gatau kenapa nyaman aja sama mereka, ketawa-tawa ampe cape walaupun kelas malem. Bayangan2 epid anak ambis bin freak udah ga ada lagi sih di otak gue. Tergantung kita menempatkan diri aja di mana hahaha.
3. Belajar kehidupan.
Di awal taun ini ada sesuatu yang jadi pelajaran berharga banget. Rasanya campur aduuuk.
Dibilang ini kisah romance di tahun ini juga bukan. Karena gue lebih banyak dapet life lessonsnya daripada cerita unyu-unyu ala2 so sweet.
Pertama, gue belajar untuk berani speak up mengutarakan kebingungan gue.
Terus belajar mikirin keluarga, saudara, takdir Allah dibanding rasa egois gue. Beuh berat banget ga? Berat shay.
Belajar juga untuk respect, menghargai orang, mengerti kesibukan orang lain, memahami posisi dan kehidupan orang lain, memahami pikiran dan tindakan orang yang aduh beb susah banget latihan jadi cenayang.
Gak ketinggalan belajar menentukan masa depan, bagaimana membuat semua hal clear sebelum melangkah ke hal yang lebih serius.
Belajar toleransi dengan prinsip dan kebiasaan orang lain yang mungkin bukan sesuai yang kita harapkan #ea (Tapi semua org punya ambang batasnya) Di sini juga aku belajar untuk gak melulu pakai hati dalam membuat keputusan. Pikiran yang jernih dan logis justru harus ikut andil dalam mempersiapkan sesuatu yang bukan perkara main-main
Pelajaran untuk berani minta maaf dan menghadapi masalah dibanding pergi tiba-tiba tanpa tanggung jawab dan komitmen juga ga terlewat.
Belajar untuk menjadi diri sendiri dibanding memakai topeng dahulu dan
membuat masalah kemudian.
Dan yang paling penting dari kejadian tersebut, gue belajar untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Karena yang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan gue siapa? Diri gue sendiri. Belajar untuk menentukan kalo kita punya value, punya nilai, berharga dan pantas diperjuangkan sesuai dengan value yang kita punya. Set our value high so people don't take you for granted.
Terakhir, gue belajar untuk ikhlas
Comments
Post a Comment