21 tahun : sebuah refleksi

sebuah kebiasaan sejak 17 April ke 13 untuk menulis sesuatu, hasil dari pikiran, renungan dan rencana. tentang tahun kemarin dan tentang tahun yang akan datang.

17 April ke-dua puluh satu.

terlalu banyak khawatir, terlalu banyak kabut. tulisan ini akan terlalu loncat-loncat

dulu khawatir kapan bisa kuncir rambut sendiri
khawatir nilai turun
khawatir kalah
khawatir diterima atau enggak di SMA Favorit
Khawatir diterima atau enggak di kampus impian
khawatir bakal punya teman-teman seru atau enggak
khawatir ini khawatir itu

setiap fase kehidupan ada khawatirnya. kadang, yang dicemas-cemaskan sebenarnya tidak harus dicemaskan karena terkadang, semuanya berlalu baik-baik saja.

namun 21,

aku ini sedang di mana?
aku ini harusnya sudah bisa apa saja?
aku ini harusnya jadi seperti apa?

Semakin dewasa, semakin bebas.
bebas mau solat atau engga. siapa yang ngawasin?
engga ada ustazah yang bakal ngehukum kalo telat solat
mau keluyuran juga bebas aja
jadwal kuliah ga tentu kok. ga kaya sekolah
kebebasan dalam berbagai hal satu persatu diraih seiring bertambahnya usia
kalau aku masih baik-baik saja seperti sekarang. semuanya karena pertolongan Allah dan doa mama papa.

semakin dewasa aku mengerti
ada hal yang tidak bisa dipaksakan
bahwa semua hal tidak selalu datang sesuai rencana.

bahwa melakukan yang sebaik-baiknya dan
berharap serendah-rendahnya akan lebih menentramkan hati

bahwa semua manusia diciptakan berbeda dengan 'bahasa' yang berbeda
berbaik sangka akan selalu lebih menenangkan

namun, harga diri memang hal yang tak bisa ditawar-tawar
menjadi baik namun tak 'baik-baik' itu lebih baik


Terima kasih semua yang sudah berbaik hati mendoakan dan mengucap selamat
semoga tiap-tiap doa yang baik berbalik dan berlipat pada yang mendoakan

jika tahun ini penuh kejutan, semoga kejutan yang membahagiakan




Comments

recent posts

A New Chapter

Magical Trip to Remember (on going)