Review buku : Bilqis
Judul : Bilqis, sebuah epik tentang Nabi Sulaiman dan Ratu Saba'
Penulis: Waheeda El Humayra
Penerbit: Mizania
Penerbit: Mizania
Pertamakali yang membuat saya tertarik membaca sinopsis buku ini adalah covernya yang berwarna pink dan sebuah review dari Andrea Hirata pada cover belakangnya.
Kemudian hal yang membuat saya ingin membacanya karena judul bukunya, Bilqis. Salah satu tokoh dalam kisah nabi sulaiman yang sering kudengar saat masih kecil.
Kemudian hal yang membuat saya ingin membacanya karena judul bukunya, Bilqis. Salah satu tokoh dalam kisah nabi sulaiman yang sering kudengar saat masih kecil.
Pada cover depannya dibagian bawa terdapat keterangan "a novel" yang berarti sebuah karya fiksi. Ketika mulai membacanya, saya sudah berekspektasi bahwa yang saya baca adalah cerita imajinasi yang berlatarkan sejarah.
Singkatnya, cerita ini mengambil sudut pandang perias ratu yaitu Lahela. Seakan-akan Lahela, perias yang berumur panjang ini yang menjadi saksi hidup kisah cinta, permasalah kerajaan, dan kehidupan Ratu.
Penulis menyampaikan cerita dengan bahasa yang indah dan mudah dipahami.
Sajak dan puisi pun diselipkan membuat pembaca menikmati tiap emosi yang disajikan dalam cerita.
Nilai-nilai kehidupan dari novel ini juga tersampaikan dengan baik dan penuh makna.
Sajak dan puisi pun diselipkan membuat pembaca menikmati tiap emosi yang disajikan dalam cerita.
Nilai-nilai kehidupan dari novel ini juga tersampaikan dengan baik dan penuh makna.
Yang saya sayangkan adalah penggabungan nilai sejarah dan sisi fiksi yang kurang jelas dan kurang transparan bagi masyarakat awam.
Secara umum cerita dalam novel ini berlandaskan fakta sejarah yang tercantum dalam Al-Qur'an, kitab-kitab shahih dan tafsir ulama. Tapi ada sisi fiksinya yang saya pun perlu menebak-nebak yang mana bagian fiksinya.
Secara umum cerita dalam novel ini berlandaskan fakta sejarah yang tercantum dalam Al-Qur'an, kitab-kitab shahih dan tafsir ulama. Tapi ada sisi fiksinya yang saya pun perlu menebak-nebak yang mana bagian fiksinya.
Menurut saya, niat penulis untuk tidak menghilangkan rasa fiksi dengan tidak mencantumkan catatan kaki perlu dipikir ulang. Karena dengan catatan kaki, pembaca bisa sekaligus belajar sejarah dan kritis dalam membaca.
Misalnya pembacanya adalah seorang ibu, mungkin dia akan menyampaikan kisah/intisari cerita kepada anaknya Berdasarkan fakta-fakta sejarah dari buku ini. Tapi karena tidak mengetahui mana bagian fiksinya, seorang ibu bisa keliru menyampaikan bagian kisah kepada anaknya.
Misalnya pembacanya adalah seorang ibu, mungkin dia akan menyampaikan kisah/intisari cerita kepada anaknya Berdasarkan fakta-fakta sejarah dari buku ini. Tapi karena tidak mengetahui mana bagian fiksinya, seorang ibu bisa keliru menyampaikan bagian kisah kepada anaknya.
King of Solomon (nabi sulaiman) dan Queen of Sheba (Ratu saba(bilqis)) merupakan figur penting dalam sejarah agama yahudi, kristen dan islam
Ketiga agama tersebut mempunyai kesamaan kisah dan juga perbedaan.
Oleh karena itu, memahami sejarah nabi sulaiman ternyata bukan hal yang mudah karena harus mencermati sumber-sumber sejarah dari talmud,injil dan Al Qur'an
Ketiga agama tersebut mempunyai kesamaan kisah dan juga perbedaan.
Oleh karena itu, memahami sejarah nabi sulaiman ternyata bukan hal yang mudah karena harus mencermati sumber-sumber sejarah dari talmud,injil dan Al Qur'an
Dalam novel ini penulis menceritakannya dalam gaya yang islami dan beberapa kali mencantumkan istilah2 seperti (syalom, yehwah dll) hal tersebut merupakan poin yang bagus untuk mendeskripsikan dan memberi bayangan bagaimana 'muslim' pada masa jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir.
Bagi saya, membaca buku ini memacu rasa penasaran untuk membaca, mencari tahu sejarah terutama sejarah Nabi Sulaiman dari berbagai sudut pandang agama dan juga menambah pengetahuan serta pelajaran dan pemahaman berharga yang telah disampaikan dengan cerdas oleh penulis.
Malika Mutia
16 Agustus 2017
16 Agustus 2017
Comments
Post a Comment