Single issue
Terinspirasi dari snapgramnya @skinchemically tadi malem tentang " i'm single and i'm happy" jadi pengen ikutan menyuarakan pendapat juga di rumah virtual ini.
Untuk jadi rekaman aja, bahwa detik ini, usia segini, ini adalah pemahaman yang gue punya, dan mungkin suatu hari nanti akan berubah dengan pandangan yang lebih bijak semoga.
Topik ini sering banget jadi bahan obrolan antara gue dan circle-circle gue, anatar gue dan sahabat-sahabat terdekat juga. Intinya secara tidak sengaja gue ada di lingkaran-lingkaran yang kurang lebih sama. Single. Hahahaha
Pemahaman kali ini, gue ga menyinggung tentang agama. Karena ga ada argumentasi lagi kan sebenarnya kalo di agama, having any relationship beside marriage itu udah pasti engga dianjurkan.
Pernah gak sih, hidup lagi lurus-lurus aja, pertemanan baik, kehidupan sosial baik, finansial baik, menikmati kebebasan simply definisi single happy deh, tapi ngeliat drama korea, atau liat temen kamu disamper pulang kuliah untuk pulang bareng sama doinya tiba-tiba bikin kita panas dan sedikit gen iri hati mengalir deras di peredaran darah hahaha.
Kadang malah jadi balik nanya sama diri sendiri " am i single and really happy "?
"Am i that happy?" Terus kalo happy kenapa ngerasa kesepian karena single? Kenapa ada rasa kepengen punya 'pasangan'?"
Bukan untuk ditunjukin sama dunia, bukan untuk pamer, bukan juga karena ikut-ikutan. tapi emang dateng dari lubuk hati yang paling dalam (huek) kalau ada momen-momen tertentu yang lebih baik ada orang yang punya kedekatan paliiing dalam untuk berbagi.
Berbagi kebahagiaan, berbagi hal sepele, berbagi pikiran, berbagi khawatir dll hahahah
Enggaa, bukan bermaksud gak bersyukur punya sahabat2 yang bnr2 bisa diandalkan dan setia itu. Tapi ini beda case yaa. Beda lah pokonya bukan bermaksud membanding2kan. Pasti ngerti kan?
Syukurnya perasaan kaya gitu munculnya sesekali sih, bukan all the time im craving for partner. Hehe. Tapi tetep aja ganggu.
Mengatasi single issue ini, tiap orang punya prinsip yang beda-beda. Begitu pun gue.
Hal yang paling gue syukuri adalah, single issue itu engga bikin gue mau sama siapa aja.
Gue engga menganut paham "yang penting jalanin dulu, yg penting sekarang ada yang perhatian, ada temen chat, ada temen jalan dll"
Karena menurut gue, hubungan, entah pacaran, entah komitmen, entah pendekatan atau perkenalan itu adalah hal yang sangat serius, karena butuh usaha, butuh kemauan dari kedua belah pihak, butuh otak, butuh saling mengerti, butuh kerja keras untuk membuatnya 'langgeng' dan mengarah ke 'happy marriage'. Haha kan cuma pacaran/perkenalan doang kenapa udah jauh banget ke nikah? Nah itu dia, itu prinsip gue juga 'pacaran etc itu usaha untuk mengenal calon pasangan hidup, kalo niatnya cuma buat main-main atau temporary mending ga usah'
Menunggu 'the right person' menurut gue lebih nyaman dari pada harus mengisi kekosongan bersama orang yang gue ga bisa membayangkan sehidup semati sama dia.
The right person menurut gue, belum tentu the right person menurut Allah pastinya, makanya kita cuma bisa usaha, sesuai kemampuan gue sebagai perempuan.
Kalo dirasa ada perasaan positif sedikit, gue mencoba untuk memberi waktu untuk mengeksplor apakah benar-benar ada harapan, apakah ada usaha dari kedua belah pihak, baik guenya yang bener-bener mau mengenal dia, atau dianya yang bener-bener mau mengenal gue. Udah engga jaman emang, nunggu dikejar-kejar, ataupun mengejar orang yang emang mau pergi. Dua-duanya harus sama-sama menunjukkan usaha untuk bisa bersatu.
Begitu pun kalo udah punya feeling 'gak suka', gue lebih milih jawab to the point kalo gue gak bisa, daripada ngasih harapan palsu sama anak orang. Nyesel/engganya gue nanti ya lebih baik drpd skrg maksain diri untuk keep in touch sama org yang gue gak punya perasaan.
Kalo ada orang yang punya prinsip "yang penting jalanin dulu" yaa itu juga gapapa terserah dia. Gue tau kok menjadi single di dunia yang individualis when people come and go, pressure di mana-mana itu gak mudah. Kalo mempunyai partner bikin hidup dia lebih bahagia dan dia nyaman dengan itu gapapa.
Pemahaman yang gue punya sekarang itu karena berbagai kejadian dalam hidup dan tentu bukan yang paling benar atau yang paling salah, tapi ini yang gue dapet. Dan gue bersyukur.
Hehe sekian post sok bijaknya, babaayy
Untuk jadi rekaman aja, bahwa detik ini, usia segini, ini adalah pemahaman yang gue punya, dan mungkin suatu hari nanti akan berubah dengan pandangan yang lebih bijak semoga.
Topik ini sering banget jadi bahan obrolan antara gue dan circle-circle gue, anatar gue dan sahabat-sahabat terdekat juga. Intinya secara tidak sengaja gue ada di lingkaran-lingkaran yang kurang lebih sama. Single. Hahahaha
Pemahaman kali ini, gue ga menyinggung tentang agama. Karena ga ada argumentasi lagi kan sebenarnya kalo di agama, having any relationship beside marriage itu udah pasti engga dianjurkan.
Pernah gak sih, hidup lagi lurus-lurus aja, pertemanan baik, kehidupan sosial baik, finansial baik, menikmati kebebasan simply definisi single happy deh, tapi ngeliat drama korea, atau liat temen kamu disamper pulang kuliah untuk pulang bareng sama doinya tiba-tiba bikin kita panas dan sedikit gen iri hati mengalir deras di peredaran darah hahaha.
Kadang malah jadi balik nanya sama diri sendiri " am i single and really happy "?
"Am i that happy?" Terus kalo happy kenapa ngerasa kesepian karena single? Kenapa ada rasa kepengen punya 'pasangan'?"
Bukan untuk ditunjukin sama dunia, bukan untuk pamer, bukan juga karena ikut-ikutan. tapi emang dateng dari lubuk hati yang paling dalam (huek) kalau ada momen-momen tertentu yang lebih baik ada orang yang punya kedekatan paliiing dalam untuk berbagi.
Berbagi kebahagiaan, berbagi hal sepele, berbagi pikiran, berbagi khawatir dll hahahah
Enggaa, bukan bermaksud gak bersyukur punya sahabat2 yang bnr2 bisa diandalkan dan setia itu. Tapi ini beda case yaa. Beda lah pokonya bukan bermaksud membanding2kan. Pasti ngerti kan?
Syukurnya perasaan kaya gitu munculnya sesekali sih, bukan all the time im craving for partner. Hehe. Tapi tetep aja ganggu.
Mengatasi single issue ini, tiap orang punya prinsip yang beda-beda. Begitu pun gue.
Hal yang paling gue syukuri adalah, single issue itu engga bikin gue mau sama siapa aja.
Gue engga menganut paham "yang penting jalanin dulu, yg penting sekarang ada yang perhatian, ada temen chat, ada temen jalan dll"
Karena menurut gue, hubungan, entah pacaran, entah komitmen, entah pendekatan atau perkenalan itu adalah hal yang sangat serius, karena butuh usaha, butuh kemauan dari kedua belah pihak, butuh otak, butuh saling mengerti, butuh kerja keras untuk membuatnya 'langgeng' dan mengarah ke 'happy marriage'. Haha kan cuma pacaran/perkenalan doang kenapa udah jauh banget ke nikah? Nah itu dia, itu prinsip gue juga 'pacaran etc itu usaha untuk mengenal calon pasangan hidup, kalo niatnya cuma buat main-main atau temporary mending ga usah'
Menunggu 'the right person' menurut gue lebih nyaman dari pada harus mengisi kekosongan bersama orang yang gue ga bisa membayangkan sehidup semati sama dia.
The right person menurut gue, belum tentu the right person menurut Allah pastinya, makanya kita cuma bisa usaha, sesuai kemampuan gue sebagai perempuan.
Kalo dirasa ada perasaan positif sedikit, gue mencoba untuk memberi waktu untuk mengeksplor apakah benar-benar ada harapan, apakah ada usaha dari kedua belah pihak, baik guenya yang bener-bener mau mengenal dia, atau dianya yang bener-bener mau mengenal gue. Udah engga jaman emang, nunggu dikejar-kejar, ataupun mengejar orang yang emang mau pergi. Dua-duanya harus sama-sama menunjukkan usaha untuk bisa bersatu.
Begitu pun kalo udah punya feeling 'gak suka', gue lebih milih jawab to the point kalo gue gak bisa, daripada ngasih harapan palsu sama anak orang. Nyesel/engganya gue nanti ya lebih baik drpd skrg maksain diri untuk keep in touch sama org yang gue gak punya perasaan.
Kalo ada orang yang punya prinsip "yang penting jalanin dulu" yaa itu juga gapapa terserah dia. Gue tau kok menjadi single di dunia yang individualis when people come and go, pressure di mana-mana itu gak mudah. Kalo mempunyai partner bikin hidup dia lebih bahagia dan dia nyaman dengan itu gapapa.
Pemahaman yang gue punya sekarang itu karena berbagai kejadian dalam hidup dan tentu bukan yang paling benar atau yang paling salah, tapi ini yang gue dapet. Dan gue bersyukur.
Hehe sekian post sok bijaknya, babaayy
Mbake malika ,aku baru aja baca tulisanmu, suka e, bener2 sepahaman dengan ku mbak, aku jga mikirnya ngono. Dan setelah aku baca aku nek bilang suwun yo mbak, oh iyo izin diriku share yo mbak. Terimakasih mbak malika:),
ReplyDeletewah syukur kalo suka. Terima kasih apresiasinya yaa
Delete